Juara Umum di Belgia, Tim Pencak Silat Indonesia Optimis di SEA Games Malaysia



Juara Umum di Belgia, Tim Pencak Silat Indonesia Optimis di SEA Games Malaysia



Tim Silat Indonesia petik sukses di Belgia. (prihandoko)
JAKARTA ()-Kemampuan para pesilat yang dipersiapkan ke SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Tim Pencak Silat Indonesia yang diperkuat 15 pesilat (10 putra dan 5 putri) meraih gelar juara umum pada Kejuaraan Pencak Silat Belgia Open 2017 yang digelar pekan lalu.
Tim yang diasuh Ronny Syafullah selaku pelatih kepala didampingi Abbas Akbar, Ika Lesmana, dan Hendro Wardoyo tersebut meraih 7 emas, 1 perak dan 6 perunggu.
“Prestasi gemilang telah ditunjukkan Tim Pencak Silat Indonesia di Belgia Open 2017. Ini semua berkat kerja keras PB IPSI yang bersinergi dengan Satlak Prima. Kita berharap sukses di Belgia Open bisa diulangi pada SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games 2018,” kata Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi T3 Satlak Prima, Zamrony Zamir di Jakarta,Rabu (10/5).
Di Belgia Open yang diikuti perwakilan dari negara Asia Tenggara, Asia, dan Eropa tersebut Malaysia menempati posisi runner up dan Singapura di peringkat ketiga.
Selain mengukur kemampuan dan menambah pengalaman bertanding internasional pesilat, kata Zamrony, Belgia Open 2017 dijadikan ajang untuk mengukur sejauh mana kemampuan lawan yang bakal dihadapi di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
“Di Belgia Open, kita bisa memantau kemampuan lawan yang sebagian besar bakal turun di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Selain itu, kita juga bisa melihat kekurangan pesilat untuk lebih disempurnakan lagi,” katanya.
Ketujuh medali emas diraih Wewey (B), Sarah (C), Hanif (C), Mala (A), Rudi (A), Eka (G), dan Pipiet (E). Medali perak diraih Eko (J). Sedangkan 6 perunggu dipersembahkan Galang (B), Iqbal (D), Komang (E), Amri (F), Aji B (I), dan Selly (D).
(prihandoko/sir)

http://poskotanews.com/2017/05/10/juara-umum-di-belgia-tim-pencak-silat-indonesia-optimis-di-sea-games-malaysia/

PENCAK SILAT DI DAFTARKAN KE UNESCO


Denpasar, CNN Indonesia -- Indonesia berupaya mendaftarkan seni bela diri pencak silat sebagai salah satu budaya bangsa di UNESCO, lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa yang bertujuan merawat kebudayaan dunia. 

Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno, mengakui bahwa mewujudkan hal itu bukan pekerjaan yang mudah tapi mereka akan terus memperjuangkannya agar tak diklaim negara lain.

"Pencak silat berada di UNESCO itu kan keinginan dari para anggota pengurus pencak silat di Indonesia itu sendiri. Untuk menuju ke UNESCO, harus menyiapkan banyak hal. Yang pertama terkait dengan bukti-bukti peninggalan sejarah yang akan digunakan untuk meyakinkan pihak UNESCO bahwa pencak silat ini benar-benar milik bangsa Indonesia," kata mantan ketua Satlak Prima tersebut kepada para wartawan di Inna Grand Bali Beach Hotel, Minggu (4/12) siang.

"Meyakinkan orang kan perlu ada bukti, tanda, jejak, dan sebagainya. Lalu persyaratan-persyaratan administrasi lain yang perlu dipenuhi bisa dikomunikasikan dengan Kemendikbud, Kementerian Pariwisata. Perkembangannya sekarang yang tahu dari pencak silat itu sendiri," katanya menambahkan.

Saat ini, Indonesia sendiri baru memiliki empat budaya yang resmi terdaftar di UNESCO yaitu wayang, keris, batik, dan angklung. Indonesia jauh tertinggal dari Jepang yang telah mendaftarkan 22 budayanya di UNESCO atau Iran yang memiliki delapan.

Lebih lanjut, Suwarno menyarankan agar mendatang para pengurus pencak silat di Indonesia dapat menyatukan pikiran untuk membuat ensiklopedi atau sejarah pencak silat di Indonesia.

"Ditulis dalam satu buku, sehingga itu akan dapat dibaca generasi penerus. Jangan sampai Indonesia kehilangan sejarah dan sebagainya," ucapnya melanjutkan.

Saat ini di Bali berlangsung Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang diikuti atlet 40 negara. Dibbuka pada Sabtu (312) malam, kejuaraan itu berlangsung lima hingga 

http://www.cnnindonesia.com/olahraga/20161204140551-178-177279/indonesia-ingin-pencak-silat-diakui-unesco/

SEJARAH IPSI


SEJARAH IPSI

Saya coba untuk menyampaikan sejarah singkat IPSI, yang awal keberadaannya tidak lepas dari perjuangan bangsa kita.
  1. Beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan, akibat agresi belanda, resminya sejak 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949, Pemerintah RI mengungsi ke Yogyakarta dan Bukittinggi. Sementara Jakarta dan Bandung/Jabar diduduki Belanda. (diduga menjadi faktor kesulitan, mengapa tidak banyak tokoh silat Jabar yg ikut deklarasi pendirian IPSI dan Kongres I IPSI). Pasukan Siliwangi menjadi kekuatan utama Pemerintah RI di Yogyakarta.
  2.  Para tokoh pencak silat (pencak, istilah umum dipakai di Jateng-Jatim, silat/silek, istilah yg biasa dipakai di Sumbar, digabung menjadi kata majemuk ‘pencak silat’), memprakarsai terbentuknya Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPPPSI).
Pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, para tokoh pencak silat melalui PPPPSI, mendeklarasikan berdirinya IPSI, dan menunjuk Mr. Wongsonegoro sebagai Ketua Umum. Konggres I IPSI yang tidak lama diselenggarakan setelah deklarasi, mengukuhkan Mr.Wongsonegoro sebagai Ketua Umum PB IPSI, yang bekedudukan di ibukota RI saat itu, Yogyakarta.
  1.  Menyesuaikan kembalinya pusat Pemerintahan RI ke Jakarta pada 1950, PB IPSI ikut pindah dari Yogyakarta ke Jakarta (sebagian personil).
  2.  Selain mempersatukan kekuatan pejuang persilatan, IPSI juga memandang perjuangan melalui olahraga dan pendidikan pencak silat, mempunyai peran besar dalam mempersatukan dan meningkatkan harkat dan harga diri bangsa.
  3. Dipicu pemberontakan DI/TII SM Kartosoewiryo, maka Panglima Territorium III, Kolonel RA Kosasih (terakhir Let Jend TNI), dibantu kolonel Hidayat dan kolonel Harun membentuk PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia).
Membangun kekuatan teritorial masyarakat melalui pembinaan dengan titik berat pada seni pertunjukan tradisional Ibing Penca dan beladiri pencak silat, guna melawan DI/TII yang beroperasi di Jawa Tengah bagian barat, Jawa Barat, Jakarta, sampai Lampung.
Belakangan, terjadi dualisme pembinaan pencak silat di Jabar dan Jakarta. Masing masing, IPSI, PPSI dan BAPENSI, bersaing masuk acara PON.
  1. Dari catatan sejarah perjuangan olahraga/induk olahraga:
  1. 1950, ada KOI (pimpinan Sultan HB IX) dan PORI (pimpinan Widodo Sosrodiningrat).
  2. 1951, PORI melebur ke KOI.
  3. 1960, menjadi KOGOR (Komando/komite Gerakan Olah Raga).
  4. 1962, dibentuk Departemen Olah Raga/DEPORA, dengan Menteri Maladi.
  5. 1964, menjelang Asian Games IV, menjadi DORI (Dewan Olah Raga Indonesia) dipimpin ex officio oleh Presiden Soekarno dan Menteri Olah Raga, Maladi.
  6. 25 Desember 1965, IPSI ikut mendirikan Sekretariat Bersama Top Organisasi Cabang  Olah Raga. Yang kemudian mengusulkan mengganti DORI menjadi KONI.
  7. 31 Desember 1966, IPSI ikut menjadi pendiri KONI, organisasi independen non politik, dengan Ketum Sri Sultan HB IX.
  1. Pada era 1960 an, PB IPSI membentuk laboratorium pencak silat, untuk menyusun aturan baku yang memenuhi kriteria pertandingan olahraga. Para laboran adalah bp. Arnowo Adjie dari Kelatnas Perisai Diri, Januarno dan Imam Suyitno dari PSHT, bp. Hadimulyo, Dr. Rachmadi dan Dr. Djoko Waspodo dari KPS Nusantara. Hasil laboratorium ini mulai di ujicoba pada th 1969. Dipertandingkan pertamakali pada PON VIII th 1973 di Jakarta.
  2. Menjelang Konggres IV IPSI 1973,  dicari calon Ketua Umum PB IPSI untuk menggantikan Mr. Wongsonegoro yang sudah sepuh.
Didapatlah seorang kandidat, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Brigjen TNI Tjokropranolo (terakhir berpangkat Let Jend). Diselenggarakan seminar2/diskusi dengan berbagai pihak di Tugu, Bogor, untuk langkah2 pembinaan kedepan. Antara lain dirumuskan aspek2 dalam pencak silat, yaitu Seni, Beladiri, Olahraga dan Kebatinan/Spiritual, sebagai jalur pembinaan lengkap.
Bp Tjokropranolo/bang Nolly, yang memiliki garis keturunan dari pendekar pencak Jawa, Gagak Handoko, dibantu sepenuhnya oleh tokoh2 perguruan:
  1. Tapak Suci : bp Haryadi Mawardi, bp Tanamas.
  2. KPS Nusantara : bp Hadimulyo, Sumarnohadi, Dr.Rachmadi, Dr. Djoko Waspodo.
  3. Kelatnas Perisai Diri : bp Arnowo Adjie HK.
  4. Pashadja Mataram: bp KRT Soetardjonegoro.
  5. PerPI Harimurti: bp. Sukowinadi.
  6. Perisai Putih: bp Maramis, bp Runtu, Sutedjo dan Himantoro.
  7. Putra Betawi: bp. H.Saali.
  8. Persaudaraan Setia Hati/PSH: Mariyun Sudirohadiprodjo, Mashadi, Harsoyo, HM Zain.
  9. Persaudaraan Setia Hati Terate/PSHT: bp Januarno, Imam Suyitno, Laksma Pamuji.
    Menyusun rancangan, langkah strategis untuk mengembangkan pencak silat kedepan.
  1.  Kebetulan bang Nolly dan para pendiri  PPSI adalah satu korps, Corps Polisi Militer/CPM. Pembicaraan untuk mempersatukan menjadi lebih lancar. Dimulai dengan Sekretariat Bersama IPSI-PPSI di Stadion Utama Senayan, dilanjutkan dengan pernyataan yang disampaikan Ketua Harian PPSI, bp. H.SUHARI SAPARI di Konggres IV IPSI 1973,  bahwa PPSI bergabung di IPSI, seluruh anggota PPSI otomatis menjadi anggota IPSI. Konggres juga menetapkan Tjokropranolo sebagai Ketua Umum PB IPSI menggantikan Mr Wongsonegoro.
  2.  Oleh Tjokropranolo/ PB IPSI, maka  PPSI dan 9 perguruan tersebut, atas peran jasanya dalam “era baru” IPSI, ditetapkan sebagai perguruan tingkat pusat, dengan hak istimewa, dibebaskan dari syarat umum untuk menjadi anggota tingkat pusat. Dimasa bp Eddie M Nalapraya, kemudian disebut sebagai perguruan historis IPSI.
  3.  Atas saran presiden, untuk mengenalkan pendidikan pencaksilat di sekolah2, agar dimulai dengan olahraga rekreasi/kesehatan massal, dengan menyusun SPI (senam pagi Indonesia), dengan memasukkan unsur2 gerakan pencak silat.
Adapun kurikulum pelajaran pencak silat di sekolah, dengan penyusun bp Mariyun cs, kurang diterima perguruan2 didaerah. Dilain pihak perguruan2 juga belum berhasil menyusun silabus kurikulum sendiri. Sehingga program kurikulum pencak silat di sekolah menjadi kandas. Kedepan hanya bisa dilaksanakan dengan berbasis perguruan.
  1. Bang Nolly mulai merintis diplomasi untuk mendirikan PERSILAT. Mendorong terbentuknya Pengda dan Pengcab IPSI diseluruh Indonesia.
  2. Berganti kemasa bp Eddie M Nalapraya. Aspek2 lengkap mulai dikembangkan. Ada workshop2 untuk pengembangan pencak silat seni dll. Didukung pendanaan yang powerfull dari Bambang Tri, Prabowo Subianto, Rossano Barack dan terakhir Rachmat Gobel.
  3. Pada Konggres/MUNAS XII IPSI 2007, ditetapkan lima perguruan yang memenuhi syarat menjadi anggota tingkat pusat kategori biasa, yaitu, Persinas ASAD, Kalimasada, PSTD Indonesia, Satria Muda Indonesi dan Betako Merpati Putih.
Demikian. Dalam tiap tahap tentu ada kisah panjang lebar. Titik berat konsep pembinaan ala 1973 tentu harus ada penyesuaian dengan tuntutan jaman. Khususnya bagaimana membina pencak silat tradisional yang mengakar pada budaya nusantara. Perlu pembaruan pemikiran dan strategi.

SENJATA PENCAK SILAT

MACAM-MACAM SENJATA YANG SERING DIGUNAKAN DALAM BELADIRI


Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. Senjata tersebut biasanya berasal dari daerah mana asal perguruan atau nama daerah.

Nama-nama senja tersebut antara lain:

·                     Keris: Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya). Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok.
·                     Kujang: Kujang adalah sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram.
·                     Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
·                     Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
·                     Cindaikain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.
·                     Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
·                     Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
·                     Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
·                     Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
·                     Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
·                     Rencong: Rencong (Bahasa Aceh : Rintjong) adalah pisau belati, senjata tradisional milik Suku Aceh. Terbuat dari logam yang pegangannya berbentuk huruf L.
·                     Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".
·                     Gada: Gada adalah sejenis senjata pemukul besar. Dalam arti lain gada juga berarti pemukul yang mempunyai duri-duri atau paku-paku disisinya.
·                     Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
·                     Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
·                     Trisula: Trisula atau trishula atau serampang (Sanskerta: trishul) adalah tombak bermata tiga yang secara harfiah berarti tiga tombak.
·                      Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".

KOMPONEN FISIK PENCAK SILAT DAN KONDISINYA



  KOMPONEN FISIK PENCAK SILAT DAN
KONDISNYA

Pencak artinya permainan tari yang berdasarkan kepada kesigapan langkah dan gayanya. Sedangkan silat memiliki arti kepandaian menjaga diri dari serangan yang tidak dapat ditentukan. Sigap dan tangkas adalah dasarnya, tiap gerak dan gerik lawan diperhatikan agar mudah mengantisipasi serangan. Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi pencak silat Indonesia mengalami penurunan baik ditingkat regional maupun tingkat internasional.Sebagai indikasi adalah kegagalan pencak silat Indonesia menjadi juara umum di Asia Tenggara baik dalam kejuaraan yang sifatnya invitasi maupun multievent. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pelatih dan atlit pencak silat Indonesia untuk kembali meningkatkan prestasi pencak silat.Keberhasilan pembinaan peningkatkan prestasi pencak silat di pengaruhi oleh berbagai komponen fisik.
Komponen fisik tersebut dibedakan menjadi 2 macam yaitu, unsur fisik umum dan unsur fisik ksusus. Unsur-unsur fisik yang dibutuhkan dalam olahraga pencak silat adalah daya tahan (aerobik, anaerobic), ,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Kondisi fisik pesilat menjadi sumber bahan pengamatan dan peningkatan kualitas seorang atlet agar dapat memenuhi standar kondisi fisik atlet tingkat nasional maupun internasional.
Pembinaan prestasi dalam cabang olahraga pencak silat dapat dicapai melalui latihan yang terprogram, teratur dan terukur dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam meningkatkan prestasi olahraga pencak silat harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait, maka dapat dikembangkan teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan baik. Prestasi pencak silat tidak dapat dicapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan program latihan yang benar. Latihan yang dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus mengembangkan komponen-komponen yang diperlukan dalam olahraga pencak silat.
Komponen kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang menentukan performance atau penampilan. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen seperti ketahanan, kecepatan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan koordinasi harus di kembangkan.
Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis serta ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih baik.
Program latihan fisik harus disesuaikan dengan usia atlet, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan. Karena dimasa remaja bisa dijadikan sebagai pondasi awal untuk membentuk kondisi fisik, setelah kondisi terbentuk akan lebih mudah untuk pelatih dalam memberikan teknik dan taktik lanjutan. Dalam mengembangkan kondisi fisik pesilat harus disertai dengan perencanaan dan program latihan secara sistematis. Program latihan bertujuan meningkatkan kualitas fisik pesilat agar benar-benar siap untuk bertanding.     
1.      HAKEKAT PENCAK SILAT
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri tradisional asli bangsa indonesia yang di ciptakan  duntuk  melindungi diri dari bahaya yang akan mengancam jiwa dan raganya.seiring perkembangan jaman moderen pencak silat sudah mulai di pertandingkan pada even nasional maupun internasional.
Pelaksanaan pertandingan dalam pencak silat terbagi dalam empat kategori yaitu: (1) kategori TGR (tunggal, ganda dan regu) dan (2) kategori tanding. Pencak silat kategori tunggal adalah pertandingan yang menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahiranya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat, mantap dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata. Pencak silat kategori ganda adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama
memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela pencak silat yang dimiliki, gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seni yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata. Pencak silat kategori regu adalah pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dalam jurus regu baku secara benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak, dengan tangan kosong .
Pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda dan saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis, mengelak, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan.Untuk dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang pesilat harus menguasai teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar serta harus memiliki kondisi fisik yang bagus. Untuk meiliki kondisi fisik yang bagus dan teknik,taktik yang baik dan benar dalam pencak silat harus melalui latihan yang relatif lama dan dilakukan secara teratur, terprogram dan terukur.   
Pencak silat kategori tanding merupakan olah raga body kontak, kemungkinan terjadinya cedera relatif besar, untuk itu diperlukan komponen biomotor yang baik. Komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahaan dan koordinasi. Selain itu, aspek psikis berupa penguasaan emosi, motivasi dan intelegensi serta unsur lain yang berkaitan dengan kejiwaan diperlukan agar lebih mendukung untuk menjadi pesilat yang baik.
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah mengetahui sistem energi yang dominan digunakan selama aktivitas kerja otot. Dengan mengetahui sistem energi yang dominan digunakan selama berlangsungnya kerja atau kontraksi otot akan mempermudah pelatih dalam menentukan intensitas, volume, recovery dan interval pada setiap periodesasi latihan. Untuk itu, agar pelatih dalam menyusun dan menerapkan program latihan dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi optimal. Untuk memperoleh prestasi optimal, latihan harus dilakukan secara kontinyu, bertahap, over lood, dan berkelanjutan
Dalam pencak silat kategori tanding  meliputi beberapa gerak : serangan/ yaitu menangkis, mengelak, dan menyerang pada sasaran yang telah ditentukan sefta menjatuhkan lawan. Agar dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang pesilat harus menguasai teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar. Untuk itu, diperlukan penguasaan teknik dalam pencak silat melalui proses latihan yang relatif lama dan dilakukan secara teratur, terprogram, dan terukur. Dengan demikian, untuk dapat menguasai gerak teknik dalam pencak silat diperlukan komponen biomotor yang baik. Komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahan, dan koordinasi. Serangan dalam pertandingan pencak silat, pada prinsipnya adalah melakukan gerakan pukulan atau tendangan pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan belaan dalam pencak silat pada prinsipnya adalah melakukan hindaran, elakan ataupun tangkapan terhadap serangan lawan untuk selanjutnya melakukan balasan maupun bantingan. Unruk itu, serangan dalam pertandingan pencak harus dilakukan dengan cepat agar lawan tidak dapat melakukan elakan, hindaran, dan tangkapan Sebaliknya elakan, hindaran, dan tangkapan dalam pencak harus dilakukan dengan cepat pula sehingga oesiial dapat melakukan balasan malpun bantingan. Menurut hasil MUNAS IPSI XI (2003: 10) serangan yarrg dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga, dan tersusun dalam koordinasi teknik serangan yang baik. Untuk itu, pada saat melakukan teknik ssp"ngan dalam pcncak silat diperlukan kemampuan kecepatan yang baik. Dengan demikian, dalam pencak silat kategori tanding diperlukan kemampuan kecepatan baik kecepatan  gerak maupun kecepatan reaksi,
2.      HAKEKAT KONDISI FISIK DAN KOMPONEN BIOMOTOR PENCAK SILAT
Secara terminologi kondisi fisik berarti keadaan fisik. Keadaan tersebut bisa meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat dan setelah mengalami suatu proses latiihan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seoang atlet, bahkan sebagai ladasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Mochamad Sajoto (1999: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada1 prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes pengetahuan. Tes ini dapat dilakukan di dalam laboratorium ataupun di lapangan. Meskipun tes yang dilakukan di dalam laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif. Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil  dapat berprestasi tinggi. Dalam hal ini, dikenal empat macam kelengkapan tang perlu dimiliki, apabila seseorang akan mencapai suatu prestasi yang  ptimal. Sekarang ini, telah berkembang suatu istilah yang lebih populer dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu pemeliharaan kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi fisik adalah satu kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Kondisi fisik dpengaruhi oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi fisik antar lain: factor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasan hidup sehat, lingkungan serta makanan dan gizi (Wardan, 1998:12)
kondisi fisik itu meliputi: daya tahan aerobik, anaerobik, daya ledak,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Yang harus dilatih dengan program latihan  sesuai metode ilmiah kepelatihan sehingga komponen tersebut dapat di latih secara baik efisien  dan maksimal.
Kondisi fisik merupakan faktor yang utama yang harus dimiliki oleh seorang atlet walaupun tidak meninggalkan aspek lain seperti aspek teknik, taktik, dan aspek mental. Kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet berbeda-beda, untuk dapat memiliki, memelihara dan meningkatkan kondisi fisik dengan baik, manusia harus berusaha dan juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Sukirno (1990: 16) yang dikutip oleh Kusriyani (2004: 13) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik yaitu :
a.       Faktor Latihan
Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian meningkat jumlah beban atau pekerjaannya (Harsono, 1986 : 27)Salah satu yang paling penting dari latihan, harus dilakukan secara berulang-ulang dan meningkatkan beban atau tahanan untuk meningkatkan. Kekuatan dan daya tahan otot yang diperlukan untuk pekerjaannya. Latihan harus ditekankan kepada komponen-komponen fisik seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan,
daya ledak (power), stamina dan lain-lain faktor yang penting guna pengembangan fisik secara keseluruhan atlet. Demikian pula yang dikatakan oleh J.M. Ballesteros (1979), bahwa tujuan dari latihan adalah meningkatkan kekuatan, kelenturan, daya gerak dan ketahanan (Junusul Hairy, 1989: 67) Menurut Harsono (1988: 100-101) tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu:
1) Latihan Fisik (physical training)
Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting, oleh karena tanpa kondisi yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskular, dayatahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlet tersebut.  
2) Latihan Teknik (technical training)
Latihan  teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang di khusus kan guna membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga harus dilatih dan dikuasai secara sempurna.
3) Latihan Taktik (tactical training)
Tujuan latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi-formasi permainan serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna.
4) Latihan Mental (psychological training)
Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketiga faktor di atas, sebab, betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat tercapai. Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan impulsif; misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, kesimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas, percaya diri, kejujuran dan sebagainya
Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem orgaisme tubuh, diantaranya :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen kondisi fisik lainnya
c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
d. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan  
e. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon diperlukan. Apabila kelima keadaan diatas kurang atau tidak tercapai setelah  diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa perencanaan, sistematika, metode, serta pelaksanaannya kurang tepat.
3.      KOMPONEN FISIK PADA PENCAK SILAT DAN MELATIH MELATIHNYA
Pembinaan fisik dalam dalam pencak silat merukan hal yang sangat diperlukan untuk mencapai kondisi fisik yang bagus dan meningkatkan prestasinya. Dalam berlatih atlet pencak silat harus ditunjang dengan tubuh yang memadai, selain itu di perlukan juga faktor kekuatan dan daya tahan dan komponen fisik fisik yang lainya di antaranya: (saleh moh,6.19)
a.       Kekuatan (strength)
Kekutan merupakan komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima bebandalam menjalan aktivitas olahraga. Komponen ini meliputi otot-otot,persendian, tulang dan organ fungsional dalam tubuh. Latihan kekuatan ini sangatlah penting dimiliki atlet pencak silat untuk menunjaang prestasinya. Apabila seorang atet mempunyai kekuatan yang bagus maka akan mempermudah dalam melakukan tenik dan melatih komponen fisik yang lain. Macam macam kekuatan:
1)   Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot  dalam kontraksi maksiamal serta dapat melawan menahan memindahkan beban maksimal.
2)   Explosive power (kekuatan daya ledak) adalah kamampuan sebuah otot atau segerombol otot untuk menahan beban dengan kepatan tingi dalam satu gerakan.
3)   Daya tahan kekuatan otot (power endurance) kemampuan tahan lama nya otot untuk melawan latihan dengan itensitas tinggi.
4)   Latihan kekuatan dengan circuit training suatu system latihan secara serempak dari keseluruhan tubuh .(herawati lilik,dkk, 37)
Latihan tersebut dapat dilakukan dengan mengankat  beban tubuh sendiri. Cara melatih komponen kekuatan pada pencak silat diantaranya :
Ø Latihan kekuatan otot  tangan:  push up biasa, push jari, push up mengepal, push tepuk, push up jalan, push gedruk / push up mukul tanah, push up persuadaraan, push up satu tangan, push up, pull up, hand stand, latihan dengan dumbel, dumbel lateral raise,front dumbel raise, the Arnold prest dan banyak lagi variasinya
Ø Latihan kekuatan otot perut: set up,biasa, set up samping, set up kanan kiri, set bangun sambil pukul, set up bawah, set bawah kanan kiri, set up bawah, set berpasangan dan pull upbanyak lagi variasinya
Ø Latihan kekuatan otot punggung: back up, pull up, merahu
Ø Latihan otot tungakai / kaki: squosth  dua kaki squosth satu kaki, lompat tali, skiping, angkat paha lompat toya, lompat katak, kuda kuda( tengah,belakang,bawah/ pendek  samping, depan, ) jogging dengan memakai beban dan banyak lagi variasinya.
b.    Daya tahan (endurance).
         daya merupakan kemampuan badan atlit  untuk melawan faktor kelelahanya sendiri yang terjadi pada saat melakukan latihan dengan durasi yang lama apa gunaya namun tidak tahan lama. Daya tahan ada 2 macan daya tahan, yaitu :
1)        Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intesitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
2)        Daya Tahan khusus yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
3)        Daya tahan otot (muscular power), Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
4)   Daya tahan stamina daya tahan atltet melawan kelelahanya dalam batas waktu tertentu dimana aktivitas dilakukan denan aktivitas tinggi (tempo tinggi ,frekuensi tinggi dan selalu
mengunakan power) 
Metode latihan daya tahan yaitu dengan latihan aerobik dan anaerobic. Latihan aerobickyang bertujuan menyiapkan system sirkulasi darah dan respirasi pengutan pada tendon dan ligament  serta untuk mengurangi resiko cidera dan untuk menyediakan energi untuk aktivitas dengan itensitas yang lama. Latihan ini intensitas rendah, durasi waktun lama dan tanpa ada recovery. Herawati lilik,dkk 33).  Dapat dilatih dengan : jogging dengan waktu minimal 30 menit, angkat paha dengan watu yang relative lama benteng bentengan dan permainan kecil seperti jarring ikan, dan kucing kucingan, senam aerobik dan banyak lagi vari asinya.
Sedangkan latihan anaerobic suatu keadaan dimana energy secara aerobic sudah tidak mampu menyuplai energy tetapi kebutuhanya melalui anaerobic dimana di tandai dengan asam laktat pada darah. Latihan anearobik juga sangat penting untuk melukan suatu gerakan dengan waktu yang cepat. (Herawati lilik, 33). Dapat di latih dengan ( dengan sprint 20-60 meter dengan repetisi 10 hingga 15, angkat paha dengan cepat, push dengan cepat,lari bolak balik 5 meter kemudian sprint 10 ,eter dan banyak lagi variasinya)
c.       Daya ledak otot
Daya ledak otot merupakan unsur penting bagi seseorang agar dapat dikatakan memiliki kemampuan fisik yang prima, sebab daya ledak sangat dibutuhkan untuk kegiatan fisik sehari-hari yang memerlukan tenaga explosive seperti lompat, lari cepat, memukul, menendang, mengangkat, melempar dan lain-lain. Menurut Harre sebagaimana yang dikutipan Abraham Razak (1993:6)  yang mengatakan bahwa daya ledak adalah:  Kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi
Ruslan, Meningkatkan Kondisi Fisik Atlet Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar yang tinggi.  Kontraksi otot yang tinggi diartikan  sebagai kemampuan otot yang  kuat dan cepat berkontarksi.  Jadi daya  ledak dipengaruhi oleh kecepatan, baik kecepatan rangsang syaraf maupun kecepatan kontraksi otot. Fox Brows dan Foss yang dikutip Abraham Razak (1993:6) mengemukakan daya ledak adalah: “Kemampuan seseorang untuk menampilkan kerja maksimal per unit waktu.  Oleh karena itu daya ledak dinyatakan sebagai   kerja dilakukan per unit waktu, maka secara fungsional ada hubungan antara daya energi dan kerja.” Lebih lanjut Harsono (1988:200) menyatakan bahwa “Explosive power adalah suatu konsep yang sangat penting bagi olahragawan pada waktu melakukan kerja yang kuat dan cepat.” Explosive power atau daya ledak merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktifitas yang sangat berat dan singkat, karena ia menentukan seberapa keras seseorang memukul, melempar, melompat., menendang, kecepatan berlari, mengangkat dan sebagainya.
d.   Kecepatan (speed),
Kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Macam macam kecepatan di antaranya:
1)        Kecepatan sprint kecepatan seseorang untuk menmpuh wktu tertentu dengan waktu sesingkat singkatnya
2)        Kecepatan reaksi merupakan cepatnya gerak terhadap rangsangan, melalui  penglihatan,pendengaran, peraba dan media lain.
3)        Kecepatan gerak adalah kemampuan bergerak sedapat mungkin dalam satu gerakan yang di tandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir.kemampuan gerak kaki (ke depan, ke samping, ke belakang, melompat dan memutar)
Metode Melatih Kecepatan Dalam melatih kecepatan ada beberapa komponen biomotor yang ikut terpengaruh atau terlatihkan, antara lain adalah kekuatan, power, ketahanan anaerobik, keseimbangan, dan kelincahan. Oleh karena itu beberapa latihan kecepatan memiliki Kesamaan bentuk dengan latiharan komponen biomotor tersebut. Selain itu, pada latihan kecepatan, komponen keseimbangan dan kelincahan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, selama  latihan kecepatan akan memberikan pengaruh terhadap komponen keseimbangan atau kelincahan.


. Beberapa cara melatih kecepatan: interval running, interval training , bermain kecepatan, up hill, down hill hollow sprint, acceleration sprint, Kombinasi SPrint dan Teknik, Kombinasi Sprint dan lari Menyamping, Kombinasi Sprn, Teknik, dan Lari Zig_zag, Kombinasi Lompat,Lari, dan Teknik, Lari Zig-Zag dan banyak lagi kombinasi cara latihannya.
e.    Kelenturan,
kelenturan yaitu efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Kelenturan ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi sendinya. Keuntungan dari latuhan kelentukan , mengurangi resiko cidera pada sendi, membantu mengembangkan prestasi. Latihan kelenturan dibarengi dengan kekuatan karena latihan kelenturan tidaknakan mengurani kekuatan atlet pencak silat.
Komponen biomotor fleksibilitas merupakan unsur yang penting dalam pembinaan olahraga prestasi, sebab sangat berpengaruh terhadap komponen biomotor yang lain. Untuk itu, fleksibilitas merupakan unsur dasar yang harus ditingkatkan terutama pada atlet usia muda. Pada atlet dewasa, fleksibilitas harus tetap dipelihara agar tetap baik melalui latihan peregangan latihan kelentukan dapat di capai melalui: cium lutut, kayang, kursi goyang, meliuk, meregang,
f.     Kelincahan (agility),
Kelincahan merupakan  kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi dan dengan koordinasi yang baik, maka dapat dikatakan bahwa kelincahannya cukup baik.
                 Kelincahan sangat penting fungsinya untuk peningkatan prestasi cabang olahraga. Suharno (1992: 32) menyatakan kegunaan langsung dari kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda, mempermudah penguasaan teknik tinggi, menghasilkan gerakan-gerakan yang efektif, efisien, dan ekonomis serta untuk mempermudah dalam penyesuaian diri terhadap lawan dan lingkungannya. Dalam latihan kelincahan unsur-unsur kecepatan, kelentukan dan perubahan arah harus ada. Menurut Suharno (1992: 33) faktor penentu baik tidaknya kelincahan adalah: a) kecepatan reaksi, b) kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi, c) kemampuan mengatur keseimbangan, d) kelentukan sendi-sendi, e) kemampuan mengerem gerakan motorik. Jadi sebenarnya kelincahan adalah kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, kelentukan dan koordinasi neuromuskuler.  Pada olahraga pencak silat kelincahan ada hubungan dengan kecepatan bergerak, dimana gerakan-gerakannya cepat berubah-ubah seperti pada langkah, pola langkah, yang disesuaikan dengan arah delapan penjuru mata angin. Selain itu, pada pertandingan pencak silat unsur kelincahan sangatlah penting sebab pesilat yang kurang lincah akan mudah diserang sehingga mudah dikalahkan lawan. Macam macam cara melatih kelincahan:  pola langkah(segitiga, ladam,  hurup U,gergaji,segitiga ganda, setengah ladam, kombinasi serangan dan bertahan)
g.    Koordinasi (coordination),
Koordinas adalah kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.
Komponen biomotor koordinasi sangat diperlukan dalam pencaksilat. Oleh karena unsur-unsur dasar teknik dalam pencaksilat melibatkan sinkronasi dari beberapa kemampuan, yaitu: (1) melihat posisi lawan, (2) cara mengatur kerja kaki (footwork), (3) mengatur jarak posisi berdiri dengan posisi lawan, (4) gerakan lengan, dan (5) pemindahan berat badan saat melakukan serangan maupun belaan.dengan demikian beberapa kemampuan tersebut menjadi serangkaian gerak yang selaras, serasi, dan simultan, sehingga gerak yang dilakukan nmapak luwes dan mudah. Oleh karena itu koordinasi selalu terkait dengan biomotor yang lain, terutama kelincahan dan ketangkasan (Crespo dan Miley, 1998: 176, dalam Bornemann, et.al., 2000: 117). Setiap gerak teknik dalam pencak silat diperlukan unsur kekuatan dan kecpatan disetai kemampuan mengontrol gerak dengan baik. Oleh karea dalam pertandingan pencak silat melibatkan teknik yang sangat beragam, diantaranya pukulan, tendangan, hindaran, elakan, tangkisan, dan bantingan. Untuk itu, pada saat melakukan gerak teknik (serangan atau belaan) pesilat harus melakuakan dengan kuat dan cepat sehingga lawan tidak bisa menangkis, menghindar, maupum membanting. Demikian arti penting kemampuan koordinasi dalam cabang olahraga pencak sila
h.    Keseimbangan (balance),
            Kesimbangan adalah kemampuan seseorang mengandalkan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian tergelincir. Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan, baik dalam menghilangkan maupun mempertahankan keseimbangan.
 macam keseimbangan, yaitu statis dan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk tetap menjaga atau mempertahankan posisi tubuh. keseimbangan dinamis adalah kemampuan memerihara keseimbanqan saat bergerak. Dalam pencak silat lebih dominan pada jenis keseimbanEan yang dinamis. Kemampuan keseimbangan dinamis sangat diperlukan agar posisi pesilat saat melakukan serangan atau belaan dalam keadaan yang setimbang labil. Dapat di latih dengan melakukan latihan kuda kuda.
i.      Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau subjek langsung yag harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh. Dapat dilatih dengan melakukan pukulan dan tendangan ke sasaran yang di tentukan sesuai jarak tembak masing masing.
j.      Power
Power merupakan kempuan untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.power juga merupakan kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Pada dasaranya power dapat dipengaruhi oleh dua komponen fisik yaitu kekuatan dan kecepatan, Artinya, bila seorang pesilat dilatih kekuatan kemudian dilatih kecepatan maka secara otomatis kemampuan power akan meningkat. Pesilat yang mempunyai power yang baik mempunyai keuntungan dalam bertanding, terutama dalam penerapan teknik dan taktiknya.  
k.    Ketangkasan merupakan kecepatan, kepandaian, kecerdasandan kelincahan seseorang dalam bertahan dan menyerang yang kuat dan solit di kalahkan. Ketangkasan dalam pencak silat dapat di latih melalui latihan: lompat harimau,rolling, salto depan belakang, jatuhan (depan,belakang dan samping, roda roda, kadalan dan latihan teknik jatuhan. (saleh.moh , 6.21)
            Itulah beberapa komponen komponen fisik yang penting sebgai dasar pembinaan fisik dalam pencak silat yang harus dilatih secara berkesinambungan dengan program latihan yang  bagus berdasar metode ilmiah dalam dunia kepelatihan sehingga, seluruh komponen tersebut dapat mencapai puncak masikmal pada masing atlet sesuai kondisi fisiologi tubuhnya. Sehingga prestasi altet pencak silat dapat dapat meraih prestasi yang maksimal dan dapat mengembalikan kejayaan pencak silat Indonesia di kancah internasioanal baik pada ajang multi even atau regional.  
4.      HAKEKAT LATIHAN FISIK DAN PROGRAM LATIHANYA
Latihan fisik merupakan proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang ulang dan kian hari jumlah beban beban latihannya semakin bertambah. Dalam latihan harus dilakukan secara terprogram,sesuai metodis tertentu, terjadwal dan besinambungan dari yang sederhana ke yang lebih komplek. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik fisik ,kapasitas fungsional fisik, meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin.(Herawati Lilik,  27).
Latihan kondisi fisik merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai prestasi, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan dan sebagainya.
Dalam melakukan suatu latihan hruslah terprogram supaya tercapai tujuan dari latuhan trsebut, Program adalah suatu acara yang meliputi proses persiapan, saat melaksanakan dan saat akhir/penyelesaian laporan yang berguna untuk menunjang pelaksanaan rencana latihan. Tegasnya program latihan merupakan pelaksanaan langsung suatu rencana latihan untuk mencapai suatu tujuan (Suharno, 1986:80).
latihan dalam bahasa indonesia berasal dari dua kata yang sam artinya, training dan exercise dimana keduanya memiliki pengertian yang sangat mnedasar.exercise merupakan latihan yang dilakukan sesasat pada suatu organ tertentu yang efeknya langsung dari aktvitas  fisik yang dilakukan.sedangkan training  merupakan latihan yang berulang ulang sehingga efek yang di timbulkan secara akumulasi.
Metode latihan fisik dapat di bedakan menjadi 2 metode yaitu metode kontinyu dan interval. Metode kontinyu yaitu pemberian beban latihan yang cukup lama. Semakin lama cabang olahraga yang dilakukan maka beban latihan semakin lama.dalam latihan kontinyu ada 2 macam yaiti kontinyu intensitas tinggi dan intensitas rendah. Metode latihan kontinyu intensitas tinggi bertujuan untuk meningkatkan ambang laktat, sedangkan metode latihan intensitas rendah betujuan meningkatkan kemampuan aerobik. Sedangkan metode latihan interval merupakan metode latihan yang paling populer untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik.latiahan ini lebih mengutamakan pemberian waktu istirahat, metode ini bertujuan meningkatkan kebugaran energi. Prinsip prisip latihan latihan harus sepanjang tahun tanpa beseling, latihan harus overload,prisip interval, prinsip spesealisasi, prinsip ulangan, prinsip latihan penyempurnaan.
Dasar penyusunan program latihan latihan sangatlah penting sebelum memulai latihan dasar pembentukan program latihan meliputi 5 komponen dasar siklus makro, siklos mikro, periode, fase, dan sesi latihan.
Siklus makro merupakan siklus latihan secara keseluruhan secara lengap sampai dengan periode latihan di mulai lagi.periode latihan peirode untuk menyiapkan kualitas fisik  atlet agar memnuhi persyaratan mengikuti kompetisi. Fase adalah sub bagian dari yang di pecah menjadi satuan 3-6 minggu. Siklus mikro merupakan penjabaran dari fase dalam satuan minggu..
Modifikasi program latihan yang telah dibuat dapat di modifikasi bila analisis  latihan tidak sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Jadi dalm pembuatan program latihan selain memperhatikan metode ilmiah kepelatihan juga harus memperhatikan mprinsip prinsip dalam pembuatan program latihan. Berikut ini beberapa progaram latihan harian, mingguan,bulanan,tahunan dalam menyiapan kondisi fisik untuk menyambut sebuah kompetisi.